Rabu, 04 Oktober 2017

Pengalaman Nonton Pertandingan Arema di Liga 1 Indonesia


Siapapun kita, apapun profesi kita, kita mesti mempunyai angan-angan dikarenakan angan-angan dalam perjalanan setiap manusia sangatlah mutlak sekali. utopia itulah yg seterusnya mengambil saya untuk menyambung pendidikan S1 saya di Kota Malang, suatu harapan dan sebuah yang di cita citakan terus saya utarakan ialah terhadap dapat melihat turnamen tim-tim akbar Indonesia yang dapat berkompetisi di Kota Malang yang terkenal dgn Arema-nya.

saya awal dari Pulau Lombok yg pastinya amat jauh awal dunia sepakbola professional, tidak ada satupun tim permulaan Lombok yg bisa berkancah di level teratas federasi Indonesia. Dan absah sekali, ketika hingga di Kota Malang buat awal kalinya, wangi-wangian sepakbola benar benar kental kian kota ini mempunyai club agung yg menjadi kebanggaan.

sesudah mulai sejak menetap di Malang, saya sejak mulai punya kawan-kawan baru. rekan-rekan asli Malang yg sudah sangat berpengetahuan menonton sepakbola di stadion ketika itu, pada th 2014 bakal ada turnamen 8 gede koalisi super Indonesia (ISL) yg mempersuakan Arema menandingi Persipura Jayapura dan kejuaraan akan dilaksanakan di gelanggang Kanjuruhan. aku sejak mulai mencari informasi-informasi yg berkenaan dgn kejuaraan tersebut Dan aku dgn 3 sahabat lainnya sepakat dapat menyaksikan kejuaraan tersebut.

lalu tibalah pada hari-H, hri di mana angan-angan aku dapat jadi kebenaran menyaksikan langsung pemain-pemain besar Indonesia. pertandingan akan dimulai terhadap jam 19.00 WIB, melainkan beta pergi menuju gelanggang jam 15.00 WIB waktu itu dan membayar tiket di perjalanan menuju stadion dikarenakan banyak sekali seputar bakul ticket yg berjualan makelar Setiba di gelanggang kanjuruhan saya berfoto dan terkagum kagum dgn ramainya gelanggang yang belum sempat saya temui sebelumnya sebagian pemain semenjak ke-2 tim lagi mulai sejak berdatangan memanfaatkan bus masing-masing. Dan waahh, saya sanggup melihat dgn terang idola-idola aku seperti Gonzales, Samsul bijaksana Beto Goncalves, Bustomi, kemujaraban Meiga, Boaz sollosa dan lainnya.

sesudah itu saya terus menghukum terhadap masuk ke stadion ketika sudah berada didalam stadion nyatanya tidak seluruh seindah yang saya bayangkan. Ada yang adu jotos, ada yg mabuk dan sialnya telepon selular aku kecopetan. Iya kecopetan! walaupun dikala itu aku telah akan sila di tribun. kesannya semua kesenangan saya menjadi terurai ketika itu. kontes yang seru menjadi biasa-biasa saja guna aku sebab berulang kepikiran dgn telepon selular aku yg lenyap praktis tatkala kompetisi saya cuma bersila terdiam di tribun meskipun disaat itu pertandingan terjadi teramat seru dan dimenangkan oleh Arema bersama skor 3-0.

legal pengalaman pertama yg awalnya amat mengasyikkan tapi ternoda oleh dicopetnya handphone saya Sejak ketika itu ada rasa trauma yg menciptakan saya ragu-ragu datang serta ke stadion pada menyaksikan pertandingan secara serentak sebaliknya di TSC 2016 lalu aku lagi menonton di gelanggang namun kali ini di level VVIP.

saya menonton turnamen Arema melawan kolega Kukar di stadion Gajayana, lalu Persija melawan Arema lagi di gelanggang yang sama dan terakhir aku memberanikan diri tambah melihat di gelanggang Kanjuruhan lantaran yg main adalah tim favorite aku sejak SD yakni Persib Bandung dalam kompetisi Gojek-Traveloka aliansi 1. Seperti 2 turnamen diawal mulanya aku terus menyaksikan di kelas VVIP sebab benar-benar sudah trauma menonton di tribun dan setelah kontes aman semula sampai rumah.

Setelah pertandingan selesai pasti klasemen liga 1 indonesia berubah, kalau anda mencarinya berikut saya berikan informasi Klasemen Liga 1 Gojek Traveloka.

semoga Gojek-Traveloka asosiasi 1 masih menurunkan tontonan-tontonan yang mengunggut dan berkelas buat kemenangan Sepakbola Indonesia

Melihat Persib Bandung secara Live di Stadion itu Seru

melihat Persib di stadion lalu dan saat ini tak semua turnamen Persib Bandung bisa saya ingat. malahan pengalaman pertama kali melihat Persib Bandung yaitu elemen yang tak dapat dilupakan. ketika itu aku semula lebih kurang strata 4 atau 5 sd lah. jadi seputar thn 1984-1985-an. kala itu tengah bervakansi ke rumah datuk di Kawali, Ciamis. pula tahu berkenaan bakal ada kunjungan Persib Bandung adalah awal berita tetangga, sedang bermula ‘barker’, mobil gunakan ‘halow-halow’ (baca: pengeras nada yang berkeliling pedalaman mengutuskan bahwa di arena lapang alun-alun Kawali bakal ada kejuaraan tertarik antara Persib Bandung Selection melawan PSGC bon Sepakbola Galuh Ciamis).

saya tak ingat berapa score akhir waktu itu, cuma dapat mengingat jika tarif karcisnya 300 rupiah juga sebagai ilustrasi, 300 rp masa itu lumayan pada membayar sekotak Susu Ultra gede dan sebatang coklat cap Ayam jago dimanfaatkan masuk 3 orang saya yayi saya dan sohib aku Asep Pa Iding). selain itu, stadionnya berulang teramat normal hanyalah lapangan alun-alun kecamatan yang disulap jadi gelanggang dadakan dan ‘dikulibeng’ (apa atuh ‘dikulibeng’ teh ya?) sekelilingnya bersama karung, bilik, atau kain biar penonton yg tak miliki karcis tidak mampu ‘moncor’. dikala itu sebagian pemain Persib yang ternama adalah Adeng Hudaya, Robby Darwis, Adjat Sudrajat, dan Sobur. Sisanya aku tidak tahu, tapi seandainya tak salah di era Adjat Sudrajat ini Persib jadi jagoan persekutuan waktu menjadi juara uni ini ada konvoy keliling kota Bandung. kala SD, saya sekolah di Banjarsari, Jalan Merdeka Bandung. jadi kita menyaksikan arak-arakan di depan sekolah, naik ke jembatan penyebrangan Gudang Garam sekarang sudah tidak ada).

tatkala SMA saya mulai wirawan nonton ke Stadon Siliwangi, meskipun ‘moncor’ dikarenakan gak punya ticket sesudah kuliah pun beberapa kali aku nonton ke gelanggang Siliwangi. Terkadang melihat bareng dgn sohib awal SMA, Ucup Mpep. Kita lazim menyaksikan di Timur. Atau dikala awal-awal asosiasi Indonesia lalu konfederasi Dunhill/ Bank Mandiri), tuturubun bersumber Jatinangor dengan si Krisna ke gelanggang Siliwangi, dan menyaksikan di Selatan.

menyaksikan Persib ke gelanggang dengan Krisna merupakan pengalaman terakhir di musim kuliah. alamat itu aku tak pernah menyaksikan Persib ke stadion masih saya lebih banyak menyaksikan Persib di televisi, atau mendengarkan ulasan pers pengetahuan mata, cepat bermula RRI/Pro 2 FM. hingga akhirnya kepada kontes Persib melawan Persiwa Wamena (24032011) dan melawan Persipura (27032011) di gelanggang Si Jalak Harupat, saya berkesempatan menyaksikan kompetisi Persib dengan cara serta-merta Itupun lantaran panggilan sohib saya Wendy, yg bertugas meliput pertandingan tersebut antara jadwal persib liga 1.

Jeda sekian th tidak ke menonton ke gelanggang sebanding saja, menghasilkan aku terpesona terlebih menonton Persib di stadion Si Jalak Harupat. gelanggang yg sedemikian besar dan luas ini harus diakui benar-benar memiliki aura mistis yg mempesona. amat jauh dari pengalaman pertama saya menyaksikan Persib di stadion pelosok di kecamatan Kawali Ciamis, atau stadion Siliwangi.

tidak sedikit factor menarik yg teramat berbeda bersama periode lalu saat ini sejumlah bobotoh sangat peduli dengan tampilan setiap kompetisi Persib, selalu saja gelanggang beralih warna jadi lautan biru dikarenakan bobotoh Persib nyaris seluruh memungut baju bernuansa biru. hal yang lalu tidak aku temukan di Siliwangi. lalu melihat Persib ya kembali pakai semacam SMA atau kaos warna apa saja. tidak cuma itu di tiap-tiap sudut gelanggang berkelamin wanita pun bisa menonton kejuaraan dengan aman tanpa gangguan atau sentuhan tangan-tangan durjana Jaman dulu di Siliwangi? hanya ada di VIP.
lagi anak-anak di bawah 12 tahun kian ada yg sepertinya semula balita) dgn asyik dapat menyaksikan turnamen tidak dengan merasa kecut hati lebihlebih dua kali ke Si Jalak Harupat, dua kali tengah aku menonton penonton yg terdiri Ayah-Ibu-Anak, kompak mem-bobotohi Persib. makin ada anak yang pula batita, serta digendong ibunya ada di deretan penonton bola yang biasanya orang dewasa.
bersama kata lain, saat ini ini menonton bola tak hanya jadi milik separo laki laki saja.